BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang
pertama yang mengadakan pendekatan sistematis pada jantung dari sudut pandang
listrik adalah Augustus Waller,
yang bekerja di St. Mary’s Hospital di Paddington, London.
Mesin elektrokardiografnya terdiri atas elektrometer kapiler
Lippmann (berupa kabel yang ditempelkan ke pergelangan
tangan pasien untuk memperoleh rekaman detak jantung pasien) yang
dipasang ke suatu proyektor. Jejak detak jantung diproyeksikan ke piringan foto
yang dipasang ke suatu kereta api mainan. Hal ini memungkinkan detak jantung
untuk direkam dalam waktu yang sebenarnya. Pada tahun 1911 ia masih melihat
karyanya masih jarang diterapkan secara klinis.
Elektrokardiograf
saat ini terdiri dari galvanometer senar dan elektrokardiogram yang mana
peralatannya telah berkembang dari alat laboratorium yang susah dipakai ke
sistem elektronik padat yang sering termasuk interpretasi elektrokardiogram
(EKG) yang dikomputerisasikan. Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang
dibuat oleh suatu elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam
waktu tertentu. Nama elektrokardiogram terdiri atas sejumlah bagian yang
berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika,
kardio, kata Yunani untuk
jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti “menulis”. Analisis sejumlah
gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan
informasi diagnostik yang penting. Sebuah elektrokardiograf khusus berjalan di
atas kertas dengan kecepatan 25 mm/s. Setiap kotak kecil kertas EKG berukuran 1
mm². Dengan kecepatan 25 mm/s, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 s (40
ms). 5 kotak kecil menyusun 1 kotak besar, yang sama dengan 0,20 s (200 ms)
sehingga ada 5 kotak besar per menit. 12 sadapan EKG berkualitas diagnostik
dikalibrasikan sebesar 10 mm/mV. Jadi 1 mm sama dengan 0,1 mV. Sinyal “kalibrasi”
harus dimasukkan dalam tiap rekaman. Sinyal standar 1 mV harus menggerakkan
jarum 1 cm secara vertikal, yakni 2 kotak besar di kertas EKG.
Monitor
EKG modern memiliki banyak penyaring untuk pemerosesan sinyal. Monitor yang
paling umum adalah mode monitor dan mode diagnostik. Dalam mode monitor,
penyaring berfrekuensi rendah (juga disebut penyaring bernilai tinggi karena
sinyal di atas ambang batas bisa lewat) diatur baik pada 0,5 Hz maupun 1 Hz dan
penyaring berfrekuensi tinggi diatur pada 40 Hz. Hal ini membatasi EKG untuk
pemonitoran irama jantung rutin. Penyaring bernilai tinggi membantu mengurangi
garis dasar yang menyimpang dan penyaring bernilai rendah membantu mengurangi
bising saluran listrik 50 atau 60 Hz (frekuensi jaringan saluran listrik
berbeda antara 50 dan 60 Hz di sejumlah negara). Dalam mode diagnostik,
penyaring bernilai tinggi dipasang pada 0,05 Hz, yang memungkinkan segmen ST
yang akurat direkam. Penyaring bernilai rendah diatur pada 40, 100, atau 150
Hz. Sebagai akibatnya, tampilan EKG mode monitor banyak tersaring daripada mode
diagnostik, karena bandpassnya lebih sempit.
B. Tujuan
1.
Memenuhi tugas mata kuliah KMB 2.
Dapat memahami/ membaca hasil EKG
2.
Untuk mengetahui Definisi EKG.
3.
Untuk mengetahui cara pemasangan EKG.
BAB II
Add caption |
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
A.
Ukuran, Posisi atau Letak Jantung
Secara
fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya
dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi
jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh
lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai
single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan
metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup. Untuk itu, siapapun orangnya
sebelum belajar EKG harus menguasai anatomi & fisiologi dengan baik dan
benar.
Secara anatomi
ukuran jantung sangatlah variatif. Dari beberapa referensi yang saya baca,
ukuran jantung manusia mendekati ukuran kepalan tangan atau dengan ukuran panjang
kira-kira 5" (12cm) dan lebar sekitar 3,5" (9cm). Jantung terletak di
belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua paru-paru
dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian bawah
sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline sternum ,
2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di
interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah puting susu sebelah kiri.
B.
Lapisan Pembungkus Jantung
Jantung di
bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium, di mana lapisan
perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan:
• Lapisan
fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang melindungi jantung
ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa bersifat sangat keras
dan bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam sternum rongga thorax,
disamping itu lapisan fibrosa ini termasuk penghubung antara jaringan,
khususnya pembuluh darah besar yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena
cava, aorta, pulmonal arteri dan vena pulmonal).
• Lapisan
parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa
• Lapisan
Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar dari otot jantung
atau epikardium.
Diantara lapisan
pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat ruang atau space
yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut dengan cairan
perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari gesekan-gesekan
yang berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi. Banyaknya cairan
perikardium ini antara 15 - 50 ml, dan tidak boleh kurang atau lebih karena
akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.
C.
Lapisan Otot Jantung
Lapisan otot jantung terbagi
menjadi 3 yaitu :
• Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung
atau pericardium visceral
• Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung
yang bertanggung jawab atas kemampuan
kontraksi jantung.
• Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam
otot jantung atau lapisan tipis endotel sel yang berhubungan langsung dengan
darah dan bersifat sangat licin untuk aliran darah, seperti halnya pada sel-sel
endotel pada pembuluh darah lainnya.
D.
Katup Jantung
Katup jatung terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan antara atrium dengan ventrikel
dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup yang menghubungkan sirkulasi
sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar.
Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang
menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup
atrioventrikuler yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium kiri
dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau bicuspid.
Katup semilunar terdiri
dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkanantara ventrikel kanan dengan
pulmonal trunk, katup semilunar yang
lain adalah katup yang menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu katup aorta. Katup berfungsi
mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya
sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap bagian daun katup
jantung diikat oleh chordae tendinea
sehingga pada saat kontraksi daun katup tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang bertekanan rendah.
Chordae tendinea sendiri
berikatan dengan otot yang disebut
muskulus papilaris.
eperti yang terlihat diatas, katup trikuspid 3 daun katup
(tri =3), katup aorta dan katup pulmonal juga mempunya 3 daun katup. Sedangkan
katup mitral atau biskupid hanya mempunyai 2 daun katup.
E. Ruang, Dinding & Pembuluh Darah Besar
Jantung
Jantung kita dibagi menjadi 2
bagian ruang, yaitu :
1. Atrium (serambi)
2. Ventrikel (bilik)
Karena
atrium hanya memompakan darah dengan jarak yang pendek, yaitu ke ventrikel.
Oleh karena itu otot atrium lebih tipis dibandingkan dengan otot ventrikel.
Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Demikian
halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan
ventrikel kiri. Jadi kita boleh mengatakan kalau jantung dibagi menjadi 2
bagian yaitu jantung bagian kanan (atrium kanan & ventrikel kanan) dan
jantung bagian kiri (atrium kiri & ventrikel kiri).
Kedua
atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu auricle. Dimana kedua
atrium dihubungkan dengan satu auricle yang berfungsi menampung darah apabila
kedua atrium memiliki kelebihan volume. Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh
septal atrium. Ada bagian septal atrium yang mengalami depresi atau yang
dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian septal atrium yang mengalami depresi
disebabkan karena penutupan foramen ovale saat kita lahir.
Ada beberapa ostium atau muara pembuluh
darah besar yang perlu anda ketahui yang terdapat di kedua atrium, yaitu :
• Ostium
Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat diruang atrium kanan
yang menghubungkan vena cava superior dengan atrium kanan.
• Ostium
Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kanan yang
menghubungkan vena cava inferior dengan atrium kanan.
• Ostium
coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium
kanan yang menghubungkan sistem vena jantung dengan atrium kanan.
• Ostium vena
pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kiri yang
menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang mempunyai 4 muara.
Bagian
dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik ventrikel
maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot
jantung yang mana bagian lapisan dalam dari masing-masing ruangan dilapisi oleh
sel endotelium yang kontak langsung dengan darah. Bagian otot jantung di bagian
dalam ventrikel yang berupa tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan dinamakan
trabecula. Kedua otot atrium dan ventrikel dihubungkan dengan jaringan
penghubung yang juga membentuk katup jatung dinamakan sulcus coronary, dan 2
sulcus yang lain adalah anterior dan posterior interventrikuler yang keduanya
menghubungkan dan memisahkan antara kiri dan kanan kedua ventrikel.
Perlu
anda ketahui bahwa tekanan jantung sebelah kiri lebih besar dibandingkan dengan
tekanan jantung sebelah kanan, karena jantung kiri menghadapi aliran darah
sistemik atau sirkulasi sistemik yang terdiri dari beberapa organ tubuh
sehingga dibutuhkan tekanan yang besar dibandingkan dengan jantung kanan yang
hanya bertanggung jawab pada organ paru-paru saja, sehingga otot jantung
sebelah kiri khususnya otot ventrikel sebelah kiri lebih tebal dibandingkan
otot ventrikel kanan.
Pembuluh Darah Besar Jantung
Ada beberapa pembuluh besar yang perlu anda
ketahui, yaitu:
• Vena cava superior,
yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian atas diafragma menuju
atrium kanan.
• Vena cava
inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian bawah diafragma
ke atrium kanan.
• Sinus Coronary, yaitu vena besar
di jantung yang membawa darah kotor dari jantung sendiri.
• Pulmonary
Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari ventrikel kanan
ke arteri pulmonalis
• Arteri
Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor dari
pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
• Vena
pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah bersih
dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
• Assending
Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari ventrikel kiri
ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian
atas.
• Desending
Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan bertanggung jawab dengan
organ tubuh bagian bawah.
F. Arteri Koroner
Arteri koroner
adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung sendiri, karena darah
bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting sekali agar jantung
bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila arteri koroner mengalami
pengurangan suplainya ke jantung atau yang di sebut dengan ischemia, ini akan
menyebabkan terganggunya fungsi jantung sebagaimana mestinya. Apalagi arteri
koroner mengalami sumbatan total atau yang disebut dengan serangan jantung
mendadak atau miokardiac infarction dan bisa menyebabkan kematian. Begitupun
apabila otot jantung dibiarkan dalam keadaan iskemia, ini juga akan berujung
dengan serangan jantung juga atau miokardiac infarction.
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik, dimana muara
arteri koroner berada dekat dengan katup aorta atau tepatnya di sinus valsava
Arteri koroner dibagi dua,yaitu:1.Arteri koroner kanan, 2.Arteri koroner kiri.
Arteri koroner
kiri mempunyai 2 cabang yaitu LAD (Left Anterior Desenden)dan arteri
sirkumflek. Kedua arteri ini melingkari jantung dalam dua lekuk anatomis eksterna,
yaitu sulcus coronary atau sulcus atrioventrikuler yang melingkari jantung
diantara atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu sulcus interventrikuler yang
memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekuk ini dibagian permukaan
posterior jantung yang merupakan bagian dari jantung yang sangat penting yaitu
kruks jantung. Nodus AV node berada pada titik ini.
LAD arteri bertanggung jawab untuk
mensuplai darah untuk otot ventrikel kiri dan kanan, serta bagian
interventrikuler septum. Sirkumflex arteri bertanggung jawab untuk mensuplai
45% darah untuk atrium kiri dan ventrikel kiri, 10% bertanggung jawab mensuplai
SA node.Arteri Koroner Kanan arteri koroner kanan bertanggung jawab mensuplai
darah ke atrium kanan, ventrikel kanan,permukaan bawah dan belakang ventrikel
kiri, 90% mensuplai AV Node,dan 55% mensuplai SA Node.
G. Siklus Jantung
Empat ruang jantung tidak bisa terpisahkan antara satu dengan yang
lainnya karena ke empat ruangan ini membentuk hubungan tertutup atau bejana
berhubungan yang satu sama lain berhubungan (sirkulasi sistemik, sirkulasi
pulmonal dan jantung sendiri). Di mana jantung yang berfungsi memompakan darah
ke seluruh tubuh melalui cabang-cabangnya untuk keperluan metabolisme demi
kelangsungan hidup. Karena jantung merupakan suatu bejana berhubungan, anda
boleh memulai sirkulasi jantung dari mana saja. Saya akan mulai dari
atrium/serambi kanan. Atrium kanan menerima darah kotor atau vena atau darah yang miskin oksigen
dari:- Superior Vena Kava, - Inferior Vena Kava, - Sinus Coronarius.
Dari atrium kanan, darah akan dipompakan ke ventrikel kanan
melewati katup trikuspid. Dari ventrikel kanan, darah dipompakan ke paru-paru
untuk mendapatkan oksigen melewati: - Katup pulmonal, - Pulmonal Trunk, - Empat (4) arteri pulmonalis, 2 ke
paru-paru kanan dan 2 ke paru-paru kiri. Darah yang kaya akan oksigen dari
paru-paru akan di alirkan kembali ke jantung melalui 4 vena pulmonalis (2 dari
paru-paru kanan dan 2 dari paru-paru kiri)menuju atrium kiri. Dari atrium kiri
darah akan dipompakan ke ventrikel kiri melewati katup biskupid atau katup
mitral. Dari ventrikel kiri
darah akan di pompakan ke seluruh tubuh termasuk jantung (melalui sinus
valsava) sendiri melewati katup aorta. Dari seluruh tubuh,darah balik lagi ke
jantung melewati vena kava superior,vena kava inferior dan sinus koronarius
menuju atrium kanan. Secara umum, siklus
jantung dibagi menjadi 2 bagian besar,yaitu:
• Sistole atau kontraksi jantung
• Diastole atau
relaksasi atau ekspansi jantung
Secara spesific, siklus
jantung dibagi menjadi 5 fase yaitu :
1. Fase Ventrikel
Filling
2. Fase Atrial
Contraction
3. Fase Isovolumetric
Contraction
4. Fase Ejection
5. Fase Isovolumetric
Relaxation
Perlu anda ingat bahwa siklus jantung berjalan secara bersamaan antara jantung
kanan dan jantung kiri, dimana satu siklus jantung = 1 denyut jantung = 1 beat
EKG (P,q,R,s,T) hanya membutuhkan waktu kurang dari 0.5 detik.
1. Fase Ventrikel
Filling
Sesaat setelah kedua
atrium menerima darah dari masing-masing cabangnya, dengan demikian akan
menyebabkan tekanan di kedua atrium naik melebihi tekanan di kedua ventrikel.
Keadaan ini akan menyebabkan terbukanya katup atrioventrikular, sehingga darah
secara pasif mengalir ke kedua ventrikel secara cepat karena pada saat ini
kedua ventrikel dalam keadaan relaksasi/diastolic sampai dengan aliran darah
pelan seiring dengan bertambahnya tekanan di kedua ventrikel. Proses ini
dinamakan dengan pengisian ventrikel atau ventrikel filling. Perlu anda ketahui
bahwa 60% sampai 90 % total volume darah di kedua ventrikel berasal dari
pengisian ventrikel secara pasif. Dan 10% sampai 40% berasal dari kontraksi
kedua atrium.
2. Fase Atrial
Contraction
Seiring dengan
aktifitas listrik jantung yang menyebabkan kontraksi kedua atrium, dimana
setelah terjadi pengisian ventrikel secara pasif, disusul pengisian ventrikel
secara aktif yaitu dengan adanya kontraksi atrium yang memompakan darah ke
ventrikel atau yang kita kenal dengan "atrial kick". Dalam grafik EKG
akan terekam gelombang P. Proses pengisian ventrikel secara keseluruhan tidak
mengeluarkan suara, kecuali terjadi patologi pada jantung yaitu bunyi jantung 3
atau cardiac murmur.
3. Fase Isovolumetric
Contraction
Pada fase ini, tekanan
di kedua ventrikel berada pada puncak tertinggi tekanan yang melebihi tekanan
di kedua atrium dan sirkulasi sistemik maupun sirkulasi pulmonal. Bersamaan
dengan kejadian ini, terjadi aktivitas listrik jantung di ventrikel yang
terekam pada EKG yaitu komplek QRS atau depolarisasi ventrikel. Keadaan kedua
ventrikel ini akan menyebabkan darah mengalir balik ke atrium yang menyebabkan
penutupan katup atrioventrikuler untuk mencegah aliran balik darah tersebut.
Penutupan katup atrioventrikuler akan mengeluarkan bunyi jantung satu (S1) atau
sistolic. Periode waktu antara penutupan katup AV sampai sebelum pembukaan
katup semilunar dimana volume darah di kedua ventrikel tidak berubah dan semua
katup dalam keadaan tertutup, proses ini dinamakan dengan fase isovolumetrik
contraction.
4. Fase Ejection
Seiring dengan besarnya
tekanan di ventrikel dan proses depolarisasi ventrikel akan menyebabkan
kontraksi kedua ventrikel membuka katup semilunar dan memompa darah dengan
cepat melalui cabangnya masing-masing. Pembukaan katup semilunar tidak
mengeluarkan bunyi. Bersamaan dengan kontraksi ventrikel, kedua atrium akan di
isi oleh masing-masing cabangnya.
5. Fase Isovolumetric
Relaxation
Setelah kedua ventrikel
memompakan darah, maka tekanan di kedua ventrikel menurun atau relaksasi
sementara tekanan di sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal meningkat.
Keadaan ini akan menyebabkan aliran darah balik ke kedua ventrikel, untuk itu
katup semilunar akan menutup untuk mencegah aliran darah balik ke ventrikel.
Penutupan katup semilunar akan mengeluarkan bunyi jantung dua (S2)atau
diastolic. Proses relaksasi ventrikel akan terekam dalam EKG dengan gelombang
T, pada saat ini juga aliran darah ke arteri koroner terjadi. Aliran balik dari
sirkulasi sistemik dan pulmonal ke ventrikel juga di tandai dengan adanya
"dicrotic notch".
1. Total volume darah yang terisi setelah fase
pengisian ventrikel secara pasip maupun aktif ( fase ventrikel filling dan fase
atrial contraction) disebut dengan End Diastolic Volume (EDV)
2. Total EDV di ventrikel kiri (LVEDV) sekitar
120ml.
3. Total sisa volume darah di ventrikel kiri
setelah kontraksi/sistolic disebut End SystolicVolume (ESV) sekitar 50 ml.
4. Perbedaan volume darah di ventrikel kiri
antara EDV dengan ESV adalah 70 ml atau yang dikenal dengan stroke volume.
(EDV-ESV= Stroke volume) (120-50= 70)
BAB III
ELEKTRO KARDIOGARFI
( EKG )
A. Definisi
Elektrokardiografi/elektrokardiogram
adalah elektro=listrik, kardio = jantung, grafi/gram = grafik. Jadi pengertian
EKG secara lengkap adalah rekaman aktivitas listrik jantung atau bioelektrikal
pada jantung yang digambarkan dengan sebuah grafik EKG atau dengan kata lain
grafik EKG menggambarkan rekaman aktifitas listrik jantung.
Elektrokardiografi
adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung. Elektokardiogram adalah
suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung.Hal-hal
yang dapat diketahui dari pemeriksaan EKG adalah :
Denyut dan irama jantung
Penebalan otot jantung (hipertrofi).
Kerusakan bagian jantung.
Gangguan aliran darah di dalam jantung.
Pola aktifitas listrik jantung yang dapat
menyebabkan gangguan irama jantung.
B. Cara
Menggunakan EKG untuk merekam listrik jantung
Persiapan
A. Alat
·
Mesin EKG, yang dilengkapi :
·
kabel untuk sumber listrik
·
kabel untuk bumi (ground)
·
Kabel elektroda ekstremitas dan dada
·
Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat
·
Balon penghisap elektroda dada
·
Jelly
·
Kertas tissue
·
Kapas Alkohol
·
Kertas EKG
·
Spidol
B. Pasien
Penjelasan (informed consent)
- Tujuan pemeriksaan
- Hal-hal yang perlu
diperhatikan saat perekaman
Dinding dada harus terbuka dan
tidak ada perhiasan logam yang melekat.
Pasien diminta tenang atau
tidak bergerak saat perekaman EKG
Cara memasang EKG
1. Pasang semua
komponen/kabel-kabel pada mesin EKG
2. Nyalakan mesin EKG
3.
Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas. Tangan dan kaki tidak
saling bersentuhan
4.
Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan kapas alcohol (kalau
perlu dada dan pergelangan kaki dicukur)
5. Keempat electrode ektremitas
diberi jelly.
6.
Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan
kaki. Untuk tangan kanan biasanya berwarna merah, tangan kiri berwarna kuning,
kaki kiri berwarna hijau dan kaki kanan berwarna hitam.
7. Dada diberi jelly sesuai
dengan lokasi elektrode V1 s/d V6.
- V1 di garis parasternal kanan
sejajar dengan ICS 4 berwarna merah.
- V2 di garis parasternal kiri
sejajar dengan ICS 4 berwarna kuning.
-V3 di antara V2 dan V4,
berwarna hijau.
- V4 di garis mid klavikula
kiri sejajar ICS 5, berwarna coklat.
- V5 di garis aksila anterior
kiri sejajar ICS 5, berwarna hitam.
- V6 di garis mid aksila kiri
sejajar ICS 5, berwarna ungu.
1. Pasang elektrode dada dengan
menekan karet penghisap.
2. Buat kalibrasi
3. Rekam setiap lead 3-4 beat
(gelombang), kalau perlu lead II panjang (minimal 6 beat)
4. Kalau perlu buat kalibrasi
setelah selesai perekaman
5. Semua electrode dilepas
6. Jelly dibersihkan dari tubuh
pasien
7. Beritahu pasien bahwa
perekaman sudah selesai
8. Matikan mesin EKG
9.
Tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin, jam, tanggal, bulan dan
tahun pembuatan, nama masing-masing lead serta nama orang yang merekam
10.Bersihkan dan rapikan alat
Perhatian :
- Sebelum bekerja periksa kecepatan mesin 25 mm/detik dan
voltase 10 mm. Jika kertas tidak cukup kaliberasi voltase diperkecil
menjadi ½ kali atau 5 mm. Jika gambaran EKG kecil, kaliberasi voltase
diperbesar menjadi 2 kali atau 20 mm.
·
Hindari gangguan listrik dan mekanik saat
perekaman
·
Saat merekam, operator harus menghadap pasien
Cara
Kerja Mesin EKG
Cara
kerja elektrokardiograf adalah dengan memberikan potensial listrik pada otot
jantung. Kontraksi otot manapun akan selalu menimbulkan perubahan kelistrikan
yang dikenal dengan istilah potensial aksi. Potensial aksi bisa terjadi bila
suatu daerah membran syaraf atau otot mendapat rangsangan mencapai nilai
ambang. Potensial aksi mempunyai kemampuan merangsang daerah sekitar sel
membran untuk mencapai nilai ambang. Potensial aksi yang timbul pada otot
jantung (miokardium) dan jaringan transmisi jantung inilah yang memberikan
gambaran kelistrikan jantung. Fenomena ini dapat ditangkap dengan alat khusus
yang disebut elektrokardiogram. Uniknya dari hasil rekaman ini dapat diketahui
banyak hal seputar jantung yang dalam dunia kedokteran dikaitkan dengan patologis
atau penyakit.
Lead EKG
Terdapat
2 jenis lead :
A. Lead
bipolar : merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode
·
Lead I : merekam beda potensial antara tangan
kanan (RA) dengan tangan kiri (LA) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan
tangan kiri bermuatan (+)
·
Lead II : merekam beda potensial antara tangan
kanan (RA) dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki
kiri bermuatan (+)
·
Lead III : merekam beda potensial antara tangan
kiri (LA) dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki
kiri bermuatan (+)
B. Lead
unipolar : merekam beda potensial lebih dari 2 elektrode
Dibagi
2 : lead unipolar ekstremitas dan lead unipolar prekordial
Lead
unipolar ekstremitas
·
Lead aVR : merekam beda potensial pada tangan
kanan (RA) dengan tangan kiri dan kaki kiri yang mana tangan kanan bermuatan
(+)
·
Lead aVL : merekam beda potensial pada tangan
kiri (LA) dengan tangan kanan dan kaki kiri yang mana tangan kiri bermuatan (+)
·
Lead aVF : merekam beda potensial pada kaki kiri
(LF) dengan tangan kanan dan tangan kiri yang mana kaki kiri bermuatan (+)
Lead
unipolar prekordial : merekam beda potensial lead di dada dengan ketiga lead
ekstremitas. Yaitu V1 s/d V6
Kertas
EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horisontal dan vertikal
berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih tebal (kotak besar)
terdapat pada setiap 5 mm. Garis horizontal menggambarkan waktu (detik) yang
mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,04 detik, 5 mm (1 kotak besar) = 0,20 detik.
Garis vertical menggambarkan voltase yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.
Kurva EKG
Kurva
EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi di atrium dan ventrikel. Proses
listrik terdiri dari :
·
Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)
- Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena
bersamaan dengan depolarisasi ventrikel)
·
Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)
·
Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)
Kurva EKG normal
terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T kadang-kadang tampak gelombang U.
Untuk keperluan diagnosis, ada 12 macam titik
sadapan (lead) EKG, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 11. Sadapan
ini terdiri atas:
Sadapan Einthoven, terdiri atas tiga sadapan yaitu
sadapan I, II, dan III (Gambar 11.(a))
Sadapan Goldberger augmented (Gambar
11.(b)), terdiri atas tiga sadapan yaitu VR, VL, dan VF (atau disebut juga
aVR, aVL, dan aVF)
Sadapan precordial (sadapan dada), terdiri
atas enam sadapan yaitu V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 (Gambar 11.(c)).
(a). Sadapan Einthoven
(b) Sadapan Goldberger augmented
(c) Sadapan dada (precordial)
EKG 12 Lead
Lead I,
aVL, V5, V6 menunjukkan bagian lateral jantung
Lead
II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung
Lead V1
s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung
Lead
aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah benar
Aksis jantung
Sumbu
listrik jantung atau aksis jantung dapat diketahui dari bidang frontal dan
horisontal. Bidang frontal diketahui dengan melihat lead I dan aVF sedangkan
bidang horisontal dengan melihat lead-lead prekordial terutama V3 dan V4.
Normal aksis jantung frontal berkisar -30 s/d +110 derajat.Deviasi aksis ke
kiri antara -30 s/d -90 derajat, deviasi ke kanan antara +110 s/d -180 derajat.
Sekilas mengenai EKG
Normal
Gelombang P
Nilai
normal :
Lebar ≤
0,12 detik
Tinggi
≤ 0,3 mV
Selalu
(+) di lead II
Selau
(-) di lead aVR
Interval PR
Diukur
dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal
berkisar 0,12-0,20 detik.
Gelombang QRS (kompleks
QRS)
Nilai
normal : lebar 0,04 - 0,12 detik, tinggi tergantung lead.
Gelombang
Q : defleksi negatif pertama gelombang QRS
Nilai
normal : lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika dalamnya >
1/3 tinggi gelombang R berarti Q patologis.
Gelombang
R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Umumnya di Lead aVR, V1
dan V2, gelombang S terlihat lebih dalam, dilead V4, V5 dan V6 makin menghilang
atau berkurang dalamnya.
Gelombang
T
Merupakan
gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya gelombang T positif, di hampir
semua lead kecuali di aVR
Gelombang
U
Adalah
defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya.
Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum diketahui, namun diduga timbul
akibat repolarisasi lambat sistem konduksi Interventrikuler.
Interval
PR
Interval
PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai
normal berkisar antara 0,12 – 0,20 detik ini merupakan waktu yang dibutuhkan
untuk depolarisasi Atrium dan jalannya implus melalui berkas His sampai
permulaan depolarisasi Ventrikuler
Segmen
ST
Segmen
ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan gelombang T. segmen ini
normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial dapat berpariasi dari – 0,5
sampai +2mm. segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST eleveasi
dan yang turun dibawah garis isoelektris disebut ST
depresi
Cara
menilai EKG
·
Tentukan apakah gambaran EKG layak dibaca atau
tidak
·
Tentukan irama jantung ( “Rhytm”)
·
Tentukan frekwensi (“Heart rate”)
·
Tentukan sumbu jantung (“Axis”)
·
Tentukan ada tidaknya tanda tanda hipertrofi
(atrium / ventrikel)
·
Tentukan ada tidaknya tanda tanda kelainan
miokard (iskemia/injuri/infark)
·
Tentukan ada tidaknya tanda tanda gangguan lain
(efek obat obatan, gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu
jantung pada pasien yang terpasang pacu jantung)
1. MENENTUKAN FREKWENSI JANTUNG
Cara
menentukan frekwensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a.
300 dibagi jumlah kotak besar antara R – R’
b. 1500
dibagi jumlah kotak kecil antara R – R’
c.
Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik
tsb kemudian dikalikan 10 atau ambil dalam 12 detik, kalikan 5
2. MENENTUKAN IRAMA JANTUNG
Dalam
menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan adalah sebagai berikut
-
Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak
-
Tentukan berapa frekwensi jantung (HR)
-
Tentukan gelombang P ada/tidak dan normal/tidak
-
Tentukan interval PR normal atau tidak
-
Tentukan gelombang QRS normal atau tidak
Irama
EKG yang normal implus (sumber listrik) berasal dari Nodus SA, maka irmanya
disebut dengan Irama Sinus (“Sinus Rhytem”)
Kriteria
Irama Sinus adalah :
-
Iramanya teratur
-
frekwensi jantung (HR) 60 – 100 x/menit
-Gelombang
P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel QRS, T
-
Gelombang QRS normal (0,06 – <0,12 detik)
- PR
interval normal (0,12-0,20 detik)
Irama yang tidak mempunyai criteria tersebut di
atas kemungkinan
suatu.
C. PENBACAAN EKG
1. NORMAL
SINUS RHTM
Untuk menentukan sumber utama pacemaker berasal dari mana adalah dengan membuat
rekaman EKG strip panjang yang diambil salah satu EKG 12 lead yang dianggap
jelas morfologi gelombangnya. Tapi biasanya semua dokter atau semua
interpreter EKG akan memilih dan membuat panjang EKG strip yang diambil dari
lead II dan V1. Menurut saya ambilah rekaman strip panjang dari lead yang
memiliki morfologi gelombang yang bagus dan jelas, tapi prioritaskan kita ambil
dari lead II dan V1. Setelah itu kita identifikasi morfologi gelombang P
antara beat yang satu dengan beat yang lainnya dalam lead panjang yang kita
ambil. Tentunya gelombang yang berasal dari SA node akan memiliki bentuk /
ukuran gelombang P dan PP interval dari beat ke beat akan sama. Gelombang
yang berasal dari SA node akan mengeluarkan impuls berkisar antara 60 sampai
100 x / menit, bagaimana cara menghitungnya?Penghitungannya sama dengan cara
menghitung frekfensi jantung umumnya. Tapi untuk menghitung impuls atau
frekfensi dari SA node atau atrial adalah dengan menghitung PP
intervalnya. Baik pada lead panjang yang kita pilih maupun pada semua 12
lead yang kita rekam, antara atrial dan ventrikel harus dibandingkan 1: 1 atau
dengan kata lain setiap 1 (satu ) gelombang P harus diikuti oleh 1 (satu)
komplek QRS. Dan morfologi gelombang dan jaraknya sama, sehingga akan
membentuk irama jantung yang teratur. Pada saat membaca EKG 12 lead dengan
gambaran EKG normal sinus Rhytm, kita harus menemukan gelombang P akan selalu
berdefleksi positip di lead II dan akan selalu berdefleksi negatif di lead
AVR. Kecuali ada 2 kemungkinan yaitu kesalahan penempatan elektroda dan
EKG dextrocardia atau posisi jantung bergeser ke kanan. Normal Sinus Rhytm
adalah gambaran murni EKG normal tanpa adanya intervensi subtansi lain yang
mempengaruhinya.
2. SINUS
BRADIKARDIA
Yang membedakan antara sinus bradikardi dengan normal sinus Rhytm adalah
Frekfensi jantungnya.
Pada sinus bradikardia frekfensi jantungya kurang dari 60 x / menit, sedangkan
fitur yang lainya persis sama dengan normal sinus Rhytm. Seringkali kita
menemukan pasien dengan frekfensi jantung yang kurang dari 60 x / menit dan
bahkan kurang dari 50 x / menit tanpa ada keluhan yang berarti, ini biasanya
kita temukan pada jantung olah ragawan atau orang yang melakukan kegiatan olah
raga yang teratur seperti para atlit. Jadi siapapun orangnya yang
melakukan olah raga secara teratur dan benar, akan didapatkan frekfensi jantung
yang kurang dari 60 atau bahkan kurang dari 50 x / menit tanpa adanya
keluhan. Frekfensi jantung yang kurang dari 60 x / menit juga bisa
disebabkan oleh beberapa penyebab seperti obat- obatan (Digoxin, beta blockers,
calcium channel blockers) dan biasanya terjadi setelah pasca serangan jantung
dan stroke. Jadi kita hanya melakukan intervensi pada pasien dengan
frekfensi jantung yang kurang dari 60 x / menit ketika si pasien mengalami
gejala-gejala yang menganggu haemodinaik pasien. untuk itu kita tidak bisa
memutuskan hasil analisa EKG hanya dengan melihat EKG saja tanpa mempertimbangkan
kondisi klinis pasien maupun riwayat kesehatan
pasien. Ingat!!! jangan obati EKG tapi obati klinis pasiennya.
3. SINUS TAKIKARDIA
Seperti halnya dengan sinus bradikardia, hanya satu yang membedakan antara
sinus takikardia dengan normal sinus Rhytm yaitu frekfensi jantungnya.
Pada sinus takikardia, frekfensi jantungnya lebih dari 100 x / menit. Ada
batas atasnya abu? Saya tidak mengatakan ada atau tidak adanya batasan
atas (upper limit) untuk sinus takikardia, semuanya kita jawab pada prakteknya
nanti.
Kalau
kita batasi upper limitnya seperti yang tertulis pada buku-buku EKG dengan
batasan antara 100 - 150 x / menit, saya akan balik tanya dengan beberapa
pertanyaan. Apakah Anda akan masih bilang sinus takikardi jika menemukan
frekfensi jantung lebih dari 100 x / menit dan kurang dari 150 x / menit,
walaupun morfologi gelombang P nya tidak sama dari beat to beat? Anda
yakin gelombang Pnya berasal dari SA node?? Peningkatan frekfensi jantung
pada pasien dengan sinus takikardia biasanya terjadi oleh adanya respon
fisiologis dari tubuh terhadap suatu kondisi yang mengganggu hemostasis
tubuh. Dari sekian banyak penyebab frekfensi jantung melebihi 100 x /
menit pada kasus sinus takikardia, kita mengenal beberapa kondisi yang harus
kita tahu seperti: - Kondisi normal respon: sehabis melakukan aktivitas,
nyeri, demam, stress dan cemas. - Hypovolemik - Anemia - Obat-
obatan - Gagal jantung - Perdarahan - emboli pulmonal dan
Distress pernapasan - sepsis - Perikarditis - Dll Jadi kita
tidak bisa segera melakukan intervensi untuk menurunkan frekfensi jantungnya.
4. SINUS ARITMIA
Untuk membedakan sinus aritmia dengan normal sinus Rhytm dan sinus bradikardia
adalah pada sinus aritmia iramanya tidak teratur yang disebabkan oleh pengaruh
pernapasan, baik inspirasi maupun ekspirasi.Biasanya kita akan menemukan pada
anak ABG atau anak-anak yang masih muda.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Elektrokardiografi
adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung. Elektokardiogram adalah
suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung.
2. Hal-hal
yang dapat diketahui dari pemeriksaan EKG adalah :
Denyut dan irama jantung
Penebalan otot jantung (hipertrofi).
Kerusakan bagian jantung.
Gangguan aliran darah di dalam jantung.
Pola aktifitas listrik jantung yang dapat
menyebabkan gangguan irama jantung.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar