REFRESING

REFRESING
GILI TRAWANGAN

Kamis, 15 Desember 2011

PROPOSAL TAK ORIENTASI REALITA


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk mempalitasi psikotrapi terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama yang bertujuan untuk memantai dan meningkatkan hubungan interpersonal antara anggota yang memiliki karakteristik yang sama.
      Stimulasi persepsi prilaku kekerasan adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai latihan mempersepsikan stimulus yang disediakan atas stimulus yang dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan tiap sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulasi dalam kehidupan menjadi adaptif.
B.  Tujuan
           1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa.
           2. Untuk mengetahui terapi aktivitas kelompok orientasi realita.
 BAB II
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK ) ORIENTASI REALITA

A.  TOPIK
      Terapi aktifitas kelompok dengan orientasi realita terhadap pengenalan tempat dan orang.
      1. TUJUAN UMUM
          Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan       kenyataan.
2. TUJUAN KHUSUS
1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
2. Klien mengenal waktu dengan tepat.
3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orangorang di sekitarnya dengan tepat.
4. Klien dapat mengenal waktu dengan tepat.
5. Klien dapat mengenal tanggal dengan tpat.
6. Klien dapat mengenal hari dengan tepat.
7. Klien dapat mengenal tahun dengan tepat.
B.  TIM TERAPIS
Leader                 : Nurul Hadi
Co Leader            : Andriani
Fasilitator             :  1. M. Irham 
                                   2.  Ainul Yadi
Observer              :  Hendra P.W,
Anggota               : 1. Tonto Wijohana
2. Heri Kusairi
3. Sri Zurriatun Soliha
4. L. Hadrian Rahman
5. Rian Setiawan
6. Juni Hartini
C.  LANDASAN KERANGKA TEORI
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita: orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas.
Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitaas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
`D.  AKTIVITAS DAN INDIKASI
           Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mngenal orang lain, tempat, dan waktu.
E.  KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK
· Pasien dengan gangguan orientasi realitas berjumlah 7-12 orang
· Jenis kelamin laki-laki dan perempuan
· Usia 20-35 tahun
F.   STRUKTUR KELOMPOK:
Tempat sesi : Ruangan rawatan RSJ
Waktu sesi : 45 menit/sesi
Jumlah anggota : 6 orang
Jumlah sesi : 2 sesi
G. PERILAKU ANGGOTA YG DIHARAPKAN & PERILAKU TIM TERAPIS YG DIHARAPKAN :
Klien dapat melakukan TAK
Klien dapat mengenal orang dan tempatnya
Terapis dapt menjalankan hubungan terapeutik
Tujuan dari TAK dapt tercapai
H.  PROSES KEGIATAN/ AKTIVITAS
TAK ORIENTASI (disorientasi) REALITAS
        Sesi 1.: Pengenalan Orang
        Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama-nama perawat
        2. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain
        Setting
        1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
        2. Ruangan nyaman dan tenang
        Alat
        1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
        2. Spidol
        3. Bola tennis
        4. Tape rcorder
        5. kaset “dangdut
        Metode 
1. Dinamika kelompok
        2. Diskusi dan Tanya jawab
        Langkah Kegiatan
        1. Persiapan
        · Memilih klien sesuai dengan indikasi
        · Membuat kontrak dengan klien
        · Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
        2. Orientasi
        · Salam terapeutik
        Salam dari terapis kepada klien
        · evaluasi/ validasi

menanyakan perasan klien saat ini
        3. Kontrak
        · terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang
        · terapis menjelaskan atuaran main berikut
        · jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis
        · Lama kegiatan 45 menit
        · Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
        Tahap Kerja
        a. terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien.
        b. terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal.
c. terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan di depan papan nama yang dibagikan, terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.
        d. terapis menjelaskan langkah berikutnya:
e. akan dinyalakan musik, saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu kien ke klien lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang memegang bola tennis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi dari klien yang lain (minimal nama panggilan).
f. Terapis memutar dan menghentikan, saat musik berhenti, klien yang sedang memegang bola tennis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi klien yang lain.
        g. Ulangi langkah f sampai semua klien mendapatkan giliran.
h. Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan mengajak klien lain bertepuk tangan.
        Tahap terminasi
        a. Evaluasi
        1. terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
        2. terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
        b. Tindak lanjut
        terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan nama panggilan.
        c. kontrak yang akan datang
        Sesi 2: Pengenalan Tempat
        Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama rumah sakit
        2. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat
        3. Klien mampu mengenal kamar tidur
        4. Klien mampu mengenal tempat tidur
5. Klien mampu mengenal ruan perawata, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi, dan WC
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam limgkaran
        2. Ruangan tempat perawatan klien
        Alat
1. Tape recorder
        2. Kaset lagu “dangdut
        3. Bola tenis
        Metode
1. Diskusi kelompok
        2. Orientasi lapangan
        Langkah Kegiatan
        a. Persiapan
        1. Memilih klien sesuai dengan indikasi
        2. Membuat kontrak dengan klien
        3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
        b. Orientasi
         Salam terapeutik
        Salam dari terapis kepada klien
        Evaluasi/ validasi
        menanyakan perasan klien saat ini
        c. Kontrak
        1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat yang biasa dilihat
        2. Terapis menjelaskan atuaran main berikut
           Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis
           Lama kegiatan 45 menit
         Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
        3. Tahap Kerja
        a.   Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama ruangan; klien diberi                    kesempatan menjawab.Beri pujian pada klien yang mampu menjawab dengan             tepat.
b.      Terapis menjelaskan dengan menyalakan lagu dangdut, sedangkan bola tennis        diedarkan satu persatu ke peserta yang lain searah jarum jam. Pada saat lagu        berhenti, klien yang     sedang memegang bola tennis akan diminta menyebutkan        nama rumah sakit dan nama ruangan tempat klien dirawat.
        c.      Terapis menyalakan dan menghentikan lagu, dan meminta klien memegang bola     tennis   untuk menyebutkan nama ruangan dan nama rumah sakit. Kegiatan        ini diulang sampai semua peserta mendapat giliran
d.      Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan benar.
e.      Trapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan fungsi ruangan         yang ada. Kantor perawat, kamar mandi, WC, ruang istirahat, ruang TAK, dan        ruangan lainnya
4. Tahap Terminasi
        a. Evaluasi
        1. Terapis mennyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
        2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
        b. Tindak lanjut
        Terapis menganjurkan klien untuk menghapal nama-nama tempat
        c. kontrak yang akan dating
I.  PROSES EVALUASI
        Sesi 1:
           Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan, asal, dan hobi klien lain
        Sesi 2:
           Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas tempat, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal tempat di rumah sakit
J.  ALAT & SUMBER YANG DIBUTUHKAN.
        1. Pengawas
        2. Dokter spesialis
        3. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
        4. Spidol
        5. Bola tennis
        6. Tape rcorder
        7. kaset “dangdut
K.  REFRENSI
            Stuart, Gail W.2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 5. Jakarta: EGC
            Isaac, A. Alih bahasa : Rahayunigsih, D. P. 2005. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan          Psikiatrik. Edisi 3. Jakarta. EGC


3 komentar: